aku menerima sms dari seorang teman baikku.
Seorang wanita. Sms tersebut menyebutkan bahwa dia menyukai seorang pria
> yang wajahnya cukup di kenal di televisi belakangan ini. Kebetulan
> aku
> cukup kenal dengan presenter muda berbakat itu dan kami sesekali
> sms-an
> saling menanyakan kabar masing-masing. Kepada temanku itu aku
> berkata,
> "Sangat manusiawi hehehe… Tetapi dia sudah punya kekasih. Kalaupun
> belum
> kamu mesti bersaing dengan ratusan wanita yang mungkin memiliki rasa
> yang
> sama. Coba aja.."
>
> Sejujurnya, aku sudah sering mendengar teman-teman wanitaku sharing
> dia
> menyukai pria ini, pria itu dan …entah siapa lagi selanjutnya. Bahkan
> aku
> pernah membaca blog seorang wanita yang aku kenal baik, di dalamnya
> ia
> menulis bagaimana ia suka dengan seorang pria dan sangat berharap
> dapat
> menjadi kekasihnya. Ia merindukan sang arjuna yang belum tentu tahu
> apa
> yang ia rasakan. Bagai pungguk merindukan bulan. Kasihan…
>
> Di usiaku yang sudah menginjak 28 tahun, tentunya aku memiliki
> banyak
> teman, pria dan wanita yang sebaya denganku. Kalaupun di bawah atau
> di
> atas, usianya tidak jauh-jauh dari angka tersebut.
>
> Aku coba untuk merenung, kenapa beberapa—bahkan mungkin
> banyak—teman
> wanitaku atau lebih tepatnya para wanita belum menemukan seorang pria
> yang
> bakal menjadi pasangan hidupnya. Padahal setahuku, bagaimanapun
> minus-nya
> seorang wanita (kalau ia menganggap dirinya demikian), paling tidak
> pernah
> satu kali "ditembak" pria, dengan kalimat ini, "Aku menyukaimu"
> atau
> "Bersediakah engkau menjalani hubungan yang lebih serius denganku?".
> Kenapa
> aku bisa begitu yakin? Mari aku ceritakan:
>
> Selama 5 tahun lebih aku bekerja di sebuah rumah produksi yang
> menayangkan
> acara Solusi di salah satu stasiun televisi swasta itu, banyak kisah
> nyata
> mirip Cinderella yang aku temukan. Ini benar-benar nyata! So real!!
> Bukan
> sinetron, bukan film. Sebut saja Maria Beatrix, gadis yang pernah
> dijuluki
> "si buruk rupa" dengan bentuk tangan dan kaki yang sama sekali
> tidak
> sempurna, menggunakan kursi roda, namun menemukan "pangeran" yang baik
> hati
> berdarah Inggris. Pria ini begitu setia mendampinginya bahkan
> berhasil
> mengajarinya berenang. Hari ini mungkin mereka sudah menikah.
>
> Ada juga Indrawati, manusia terpendek Indonesia yang pernah masuk
> MURI
> karena bisa melahirkan dengan normal. Kalau melihat bentuk fisiknya,
> sangat
> tidak sempurna, namun menemukan seorang suami dari kalangan terhormat
> dan
> sangat mencintainya dengan sepenuh hati. Di Bandung, kami juga
> memiliki
> narasumber si pelukis Patricia Saerang, seorang yang melukis dengan
> kakinya
> atau mulutnya karena tidak memiliki tangan. Namun menemukan pria
> berdarah
> Eropa yang sangat mencintainya. Hari ini mereka sudah menikah dan
> hidup
> bahagia.
>
> Jadi, kalau mau banding-bandingan dengan wanita-wanita yang aku
> sebutkan
> diatas, bagaimana mungkin kalau teman-teman wanita ku itu belum
> bisa
> menemukan "sang pangeran cinta"? Bulsyetttttt!!!! Kalau
> mau
> banding-bandingan, teman-teman wanitaku itu tergolong wanita yang
> cantik,
> dengan fisik yang nyaris sempurna dan memiliki pekerjaan yang bagus.
>
> Setelah aku analisa, inilah inti permasalahannya:
>
> Ternyata banyak wanita tidak tahu kuncinya. Untuk membuka baut ukuran
> 12,
> kita harus menggunakan kunci ring atau kunci pas dengan ukuran yang
> sama,
> 12. Sebut saja hal apa lagi yang lain sebagai perumpamaan. Dari zaman
> Adam
> dan Hawa sampai sekarang, wanita memang didesain untuk tidak
> memulai
> terlebih dahulu dalam hal cinta. Ekstrimnya, wanita dilarang jatuh
> cinta
> terlebih dahulu dan mengejar-ngejar pria. Karena wanita memang tidak
> di
> desain untuk itu. Perihal ada budaya di daerah tertentu dimana pria
> di
> lamar oleh wanita, aku sangat tidak berminat membahasnya. Dan sampai
> hari
> aku masih menganggapnya sebuah keanehan. Aneh!!!! Namun aku
> menghormatinya.
>
> Aku suka kata-kata ini: Cowok menang milih, cewek menang nolak!!!
>
> Kedengarannya win-win solution. Ya… bisa begitu. Cowok memang bisa
> memilih
> wanita mana saja yang dia suka. Cowok bisa saja jatuh cinta dengan
> wanita
> mana saja yang hatinya memang "jatuh". Toh, sampai hari ini jumlah cewek
> di
> dunia ini jauhhhhhhhhhhhhhhh lebih banyak dari cowok. Di Batam, para
> wanita
> bahkan sering bertengkar memperebutkan pria, karena komposisi antara
> wanita
> dan pria di kota ini memang sangat tidak seimbang. Jumlah
> wanitanya
> jauhhhhhhhhhhhhhhhh lebih banyak dari pria.
>
> Cowok kalau nembak cewek ditolak, respon selanjutnya ada dua,
> pertama:
> mencoba lagi untuk kedua, ketiga, keempat, atau kesekian kalinya atau
> kedua
> , tidak melanjutkan dan berkelana mencari yang lain lagi. Toh,
> jumlah
> wanita jauhhhhhhhhhhhh lebih banyak dari pria. Dan harga diri seorang
> pria
> tidak akan turun dan tercabik-cabik hanya karena cintanya ditolak.
> Karena
> pria seorang pejuang sejati, dia pasti akan mencoba dan mencoba
> lagi.
> Sampai dapat! "Emang cewek elo doang??" . Pikiran seperti itu ada kadang
> di
> sana .
>
> Tetapi kalau wanita begitu agresif terhadap pria, lalu kemudian
> ditolak
> hehhee… Jawab sendiri kata yang tepat untuk itu.
>
> Pria dan wanita sama-sama didesain untuk menjadi pemenang. Menang!
> Cowok
> menang milih, cewek menang nolak. Masalahnya sekarang banyak wanita
> yang
> mencoba untuk merubahnya menjadi: Cewek menang milih. Jadi kalau
> cewek
> menang milih…maka berarti cowok menang nolak!
>
> Bagi para cowok, kalau ditolak adalah hal yang biasa. Memang sedih
> untuk
> sesaat. Tapi tidak untuk meratapinya. Lagipula cowok didesain lebih
> banyak
> "bermain" pikiran, daripada perasaan. Masalahnya, apakah para cewek
> siap
> kalau ditolak cowok setelah "menang" milih cowok yang mana aja???
>
> Untuk menjawab pertanyaan ini, aku mau membagikan hal ini kepada
> para
> wanita, khususnya.
>
> Paling tidak ada dua wanita yang paling dekat denganku, yang aku
> ketahui
> sangat bahagia. Pertama adalah ibuku sendiri. Ya, mama. Ibuku
> melepaskan
> masa gadisnya ketika usianya 23 tahun, dilamar ayahku, seorang pria
> tampan
> berumur 32 tahun dengan tubuh proposional. Ketika pertama kali
> bertemu
> ibuku, ayahku benar-benar jatuh cinta kepadanya. Padahal saat itu,
> seorang
> wanita sedang tergila-gila kepadanya dan menjadi begitu agresif. Ia
> ingin
> memiliki ayahku. Tetapi sebenarnya pria tidak bisa berdusta, dan
> jarang
> berpura-pura. Ayahku tidak mencintainya. Namun wanita itu
> memaksanya.
> Ayahku pria sejati yang harus selalu memulai dan tidak bisa
> didahului
> seperti itu. Kepada ibukulah, ayahku jatuh cinta. Mereka menikah pada
> tahun
> 1978. Ayahku berkali-kali jatuh cinta dengan wanita yang sama, yaitu
> ibuku.
> Usia pernikahan mereka sudah 29 tahun dan perkawinan mereka bertambah
> kuat
> dari hari ke hari. Aku pikir, ibuku adalah wanita yang paling bahagia
> di
> bumi ini karena dia tahu kuncinya. Dia dicintai dan diperlakukan bak ratu.
>
> Kemudian yang kedua, saudaraku satu-satunya. Adik perempuanku yang
> manis
> itu. Di usianya yang 26 tahun seorang pria yang sangat mencintainya
> dan
> telah setia menunggunya selama 6 tahun, menyatakan keinginannya
> untuk
> menghabiskan waktunya nanti bersamanya. Meskipun enam tahun yang
> lalu,
> adikku tidak meresponinya, namun akhirnya ia luluh juga. Kali ini
> adikku
> tahu kuncinya: bahwa wanita didesain untuk DICINTAI dan bukan memulai
> untuk
> mencintai. Sebelumnya, aku tahu adikku berharap dapat menjalani
> hubungan
> dengan seorang pria gagah dari angkatan laut. Namun pria itu ternyata
> tidak
> sepenuh hati mencintainya. Ia sadar, bahwa ia harus melupakan pria itu
> dan
> memberi kesempatan untuk yang lain. Hari ini adikku, diperlakukan bak
> ratu
> oleh kekasihnya. Begitu dicintai, dilindungi, diperhatikan dan
> hubungan
> mereka semakin menunjukkan kualitas yang semakin baik, hari ke hari.
> Aku
> pikir, adikku wanita yang paling bahagia saat ini. Karena seorang
> pria
> datang kepadanya dan mencintainya dengan sepenuh hati dan sepenuh jiwa.
>
> Sebaliknya, aku menemukan ada wanita yang memulai terlebih dahulu,
> begitu
> agresif dan sangat mencintai seorang pria dan akhirnya
> memang
> mendapatkannya dan bahkan menikah dengannya. Namun sayang, sesungguhnya
> dia
> tidak pernah mendapatkan cinta dari suaminya. Karena suaminya punya
> cinta
> yang lain. Dan wanita itu harus membayar harganya. Sangat mahal. Ia
> harus
> berkorban selama perkawinannya berlangsung. Ia harus berkorban materi
> yang
> terus-menerus dan yang paling menyedihkan selalu korban perasaan.
> Padahal
> bukankah seharusnya suaminya yang memenuhi kebutuhan materinya? Muka
> mereka
> menjadi begitu kusut dan tubuh mereka menjadi begitu kering. Karena
> tidak
> 'disirami' cinta suaminya. Karena sekali lagi, suaminya punya cinta
> yang
> lain.
>
> Para wanita, daripada engkau mencintai pria yang tidak mencintaimu,
> atau
> hanya sekedar berpura-pura mencintaimu, mengapa engkau tidak
> belajar
> mencintai pria yang sangat mencintaimu dan memperlakukanmu dengan
> begitu
> berharga? Mungkin awalnya engkau tidak begitu menyukainya. Namun
> jika
> mengingat bahwa ia begitu mencintaimu, mengapa wanita tidak mencoba
> untuk
> BELAJAR mencintainya dan memberinya kesempatan.
>
> Percayalah bahwa dalam kamus pria tidak ada istilah BELAJAR mencintai.
> Mau
> wanita yang ditujunya seperti apa, mau gemuk, mau pendek, mau rada
> tulalit
> atau sebut saja kekurangan lainnya, percayalah bahwa pria adalah
> makhluk
> yang jatuh cinta, bukan belajar untuk mencintai. Tetapi, wanita
> bisa
> BELAJAR mencintai. Tatkala melihat kegigihan seorang pria yang tidak
> pernah
> berhenti menakhlukkan hatinya, tatkala melihat pengorbanan, perhatian
> dan
> kasih sayang yang diberikan, aku mendengar banyak kesaksian akhirnya
> wanita
> menyerah.
>
> Berdasarkan apa yang aku lihat, bahkan aku mengadakan riset untuk hal
> ini,
> wanita yang bijak adalah wanita yang jatuh cinta dengan pria yang
> terlebih
> dahulu jatuh cinta kepadanya. Bukan jatuh cinta dengan pria yang
> pura-pura
> jatuh cintanya kepadanya.
>
> Bagi pria, Anda dilarang untuk berpura-pura jatuh cinta. Karena
> setelah
> engkau menjalaninya, lama-lama pura-pura itu akan hilang dan engkau
> pasti
> akan berkelana mencari cinta yang lain. Bukan yang pura-pura.
> Karena
> bagaimanapun engkau tidak bisa membohongi dirimu sendiri.
>
> Kalau aku mencoba untuk pura-pura mencintai wanita yang pernah
> sangat
> mencintaiku, mungkin hari ini aku sudah memiliki anak dengannya dan
> sudah
> menjadi orang kaya secara materi. Tetapi aku pasti membuatnya
> menderita
> karena kepura-puraan itu. Aku akan berkelana mencari cinta yang lain.
> Dan
> itu sangat menyakitkan. Karena hubungan itu sudah sampai kepada
> pernikahan,
> mau tidak mau kita harus tetap meneruskannya, kalau tidak mau
> anak-anak
> yang menjadi korban perceraian. Namun harganya terlalu mahal untuk
> dibayar.
> Para pria tidak dibenarkan untuk menjadi begitu brengsek dan
> memanfaatkan
> wanita yang jatuh cinta kepadanya, sementara itu sendiri punya cinta
> yang
> lain. Para pria tidak dibenarkan menjadi begitu bejat untuk
> memanfaatkan
> uang, fasilitas dan materi yang diberikan oleh wanita yang
> mencintainya,
> dengan harapan bisa mendapatkan cinta sang pria. Itu pria yang licik
> dan
> pengecut.
>
> Untuk para wanita, mungkin kalian gelisah di usia yang hampir
> menginjak
> kepala tiga belum menemukan pasangan sejati. Mungkin ia sudah
> datang,
> tetapi Anda menolaknya. Karena memang anda didesain untuk "menang
> nolak".
> Tetapi mungkin saja anda lupa kuncinya. Kuncinya adalah anda
> sebaiknya
> jangan memulai terlebih dahulu dan kalau sulit menjangkaunya, anda
> menjadi
> begitu agresif. Anda harus tahu kuncinya bahwa anda didesain untuk
> dicintai
> dan diperlakukan bak ratu. Bukan menjadi seorang yang mengejar-ngejar
> pria.
>
> Berulang kali kukatakan kepada teman-teman wanitaku. "Kalau ada
> seorang
> pria yang datang kepada kalian dan menyatakan cintanya, berpikirlah
> dua
> kali untuk menolaknya." Jangan sampai anda menyesal di kemudian hari.
>
> Aku tidak menyarankan kalian untuk terburu-buru menjawab, "Ya". Aku
> hanya
> mengatakan, "Berpikir dua kali terlebih dahulu untuk menolaknya."
> Siapa
> tahu, ini cinta sejatimu?
>
> Wanita, anda begitu berharga. Ciptaan terindah. Anda ditentukan
> untuk
> begitu dicintai, dikagumi, dilindungi, dikasihi, diperhatikan, diayomi
> dan
> aku tidak tahu harus menyebutnya apa lagi… Kalian ditentukan
> untuk
> diperlakukan bak ratu setiap hari.
>
> Karena manusia ditentukan untuk hidup berpasang-pasangan, hai para
> wanita,
> bersiap-siaplah seorang pangeran cinta datang kepadamu, menyatakan
> betapa
> ia ingin menghabiskan waktunya bersamamu, dan memberikan seluruh
> cintanya
> kepadamu. Namun, ketika pangeran cinta itu datang, apakah engkau
> akan
> langsung menolaknya? atau "berpikirlah dua kali untuk berkata
> 'tidak'",
> karena siapa tahu ini orang yang akan memperlakukanmu bak ratu.
> Tidak
> peduli bentuk fisikmu, tidak peduli tingkat pendidikanmu bahkan
> tidak
> peduli masa lalumu. Ia akan datang dengan kata-kata ini, "Aku
> mencintaimu
> walaupun….."
>
> Tulisan ini aku dedikasikan untuk para wanita – Ciptaan Terindah -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar